Rabu, 15 Juni 2011

PEMBARUAN PENDIDIKAN PADA TINGKAT MIKRO

1. Prinsip yang Menggarisbawahi Pembaruan Pembelajaran
Asal usul kata education adalah educo, yang mengndung makna to lead out; to take out with one to one’s province; to bring out to ship from the harbour; to put to see; to assist at brith; to nourish and support (Lewis & Short Latin Dictionary). Kita sebagi guru dilukiskan sebagai memimpin, membimbing, mendorong, membantu, membidani, memelihara dan mendukung.
Pembelajaran terjadi pada puncaknya jika ekspektasi atau harapan dipusatkan pada keberhasilan (A. Djalil, 1984), yaitu:
a. Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif.
b. Perubahan harus diyakini sebagai sesuatu yang selalu mungkin dicapai.
c. Kontrol hanyalah suatu ilusi.
d. Saling tergantung atau “interdeperensi merupakan kunci menuju sukses”.

2. Gambaran Sekolah pada Masa Mendatang
Menurut Townsend dan Otero (1999), pembaruan pendidikan dan pembelajaran hendaknya diduduki di atas empat pilar, yaitu:
a. Pendidikan untuk kelangsungan hidup
1) Literasi dan numerasi
2) Kemampuan teknologi
3) Keterampilan komunikasi
4) Kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan rencana
5) Keterampilan berfikir kritis
6) Penyesuaian diri atau adaptability

b. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di dunia
1) Tukar-menukar gagasan
2) Pengalaman kerja dan sikap wiraswasta
3) Kesadaran dan apresiasi terhadap budaya
4) Pengembangan sosial, emosional, dan fisikal
5) Kemampuan berkreasi.
6) Berwawasan luas dan berpandangan terbuka
7) Kesadaran bahwa ada hak seseorang untuk menentukan pilihannya

c. Pemahaman tentang hakikat masyarakat
1) Kemampuan untuk bekarja sama dalam satu tim.
2) Kajian kewarganegaraan.
3) Pengabdian masyarakat.
4) Kesadaran global
5) Pengembangan aset siswa.

d. Pemahaman terhadap tanggung jawab diri
1) Komitmen terhadap pengembangan diri melalui proses belajar seumumr hidup
2) Pengembangan sistem nilai diri
3) Kemampuan kepemimpinan
4) Komitmen terhadap pembngunan masyarakat dan perkembangan global
5) Komitmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.

Proses pembaruan masa kini dan masa yang akan datang harus diarahkan untuk:
a. Mengembangkan collaborative learning atau pembelajaran kolaborasi pada tingkat lokal, nasional dan global.
b. Menerima dan menerapkan konsep belajar seumur hidup.
c. Mengembangkan learning communities bukan communities of learners (masyarakat yang gemar belajar, bukan sekedar kumpulan para pembelajar).
d. Menekankan keterampilan proses lebih tinggi daripada sekedar penguasaan ilmu yang spesifik; lebih menekankan keterampilan pada jenjang yang lebih tinggi daripada sekedar penguasaan faktual.

3. Riset tentang Pembelajaran yang Efektif
Scheerens (Townsend & Otero (1990)) mengidentifikasikan empat kategori besar riset persekolahan, yaitu:
a. Mengkaji outcomes pendidikan.
b. Mengkaji fungsi produksi pendidikan.
c. Mengkaji sekolah yang efektif.
d. Mengkaji instruksional yang efektif.

Hasil kajian Scheerens, antara lain mengungkapkan bahwa budaya sekolah, organisasi sekolah, dan aplikasi teknologi kependidikan, efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu pengajaran yang terstruktur, jumlah jam belajar efektif yang tinggi, peluang belajar yang besar, dorongan untuk berhasil yang kuat, harapan atau target yang tinggi, dan keterlibatan orang tua secara aktif dalam program sekolah merupakan karakteristik sekolah dan kelas yang efektif.
Creemers (1992) mengungkapkan sumber daya keberhasilan belajar siswa, natara lain:
a. Knowledge
b. Technology
c. Power
d. Materiel
e. People
f. Time
g. Finance

4. Sekolah yang Efektif dan Berkembang
Menurut B. J. Caldwell & J. M. Spinks (1988), memaparkan ciri-ciri sekolah yang efektif dan berkembang memiliki:
a. Kurikulum
b. Pengambilan keputusan
c. Sumber
d. Hasil belajar
e. Kepemimpinan
f. Iklim

5. Ciri-ciri Pembelajaran yang Disarankan
Peran sekolah dan guru yang terkait dengan siswa, antara lain:
a. Memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang berpengaruh di dalam mengembangkan pandangan hidup siswa.
b. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang penting guna berpartisipasi dalam proses politik.
c. Mengembangkan sikap cinta belajar dan mewujudkannya di dalam setiap kegiatan yang terjadi sepanjang hidup.
d. Mengembangkan bakat kreatif siswa secara penuh dalam berbagai bidangt kesenian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar